Apa & Bagaimana Pengaruh Fasa Bulan Dalam Mancing ?
Semua pemancing tahu, bahwa waktu
mancing terbaik adalah pada saat ikan aktif mencari makan.. Biasanya pada saat
matahari terbenam atau matahari terbit. Tapi yang sering terlewatkan adalah
periode bulan terbit dan bulan terbenam yang waktunya bisa terjadi setiap waktu
(siang atau malam). Sudah lama ditengarai bahwa periode tersebut ditambah lagi
dengan fasa bulan (moon-phase) berpengaruh pada aktifitas ikan, misalnya, masa
memijah, masa bertelur dan dalam hal ini termasuk juga masanya beraktifitas
berburu mangsa. Dengan mengerti konsep di atas dan kemampuan memprediksi waktu
matahari terbit /terbenam dan waktu bulan terbit/terbenam bersamaan dengan
prediksi fasa bulan baru/bulan mati (new moon) atau bulan purnama (full moon),
kita dapat meningkatkan kemungkinan perolehan ikan pancingan. Tentu saja kalau
ikannya masih ada di sana…
Memilih Waktu Mancing Terbaik
Sebenarnya tidak sesulit yang kita
bayangkan, masalahnya hanya apakah kita bisa mengetahui dengan persis kapan
waktu matahari dan bulan akan terbit atau terbenam. Ikan akan paling aktif
selama 90 menit di sekitar keempat titik waktu tersebut (matahari terbit dan
terbenam serta bulan terbit dan terbenam. Artinya 45 menit sebelum dan setelah
keempat even harian ini. Mancing disekitar keempat periode harian ini akan
membantu perolehan kita, tapi seandainya kita dapat merencanakan dengan baik
waktu mancing kita pada hari-hari sekitar Bulan Baru/Mati atau Bulan Purnama
dan memanfaatkan keempat periode waktu di atas, hasilnya pasti akan lebih baik.
Jika Anda terpaksa memilih antara Matahari Terbit/Terbenam atau waktu Bulan
Terbit/Terbenam, pilih saja waktu Bulan Terbit/Terbenam, karena bulan
pengaruhnya lebih besar dari pada matahari. Semua penggiat berburu mahfum bahwa
baik binatang buruan maupun ikan buruan sangat aktif pada menjelang subuh atau
magrib – saat matahari terbit/terbenam – tapi aktifitas mereka sewaktu bulan
terbit/terbenam kurang terlacak, karena saat bulan terbit/terbenam tidak
mengakibatkan perubahan cahaya yang bermakna seperti pada waktu matahari
tebit/terbenam. Terbit dan terbenamnya bulan pada fasa bulan baru (new moon)
tidak akan kasat mata juga mendung sering menyembunyikan bulan. Tanpa
mengetahui prediksi waktu terbit dan terbenam, kedua periode puncak dalam
memancing ini akan terlewati setiap harinya…!
Pengaruh-Pengaruh Lainnya
Sewaktu merencanakan mancing
berdasarkan fasa bulan ada beberapa hal yang harus diperhitungkan juga’
1. Cuaca Perubahan cuaca,
mempengaruhi kegiatan makan ikan. Tepat sebelum atau sesudah hujan-angin yang
besar dan kalau waktu itu kita berada di sana, maka kita akan berpesta besar.
2. Musim Ikan akan sangat “galak”
sewaktu perubahan musim, di negara yang mempunyai empat musim, waktu perubahan
dari musim Dingin ke musim Semi atau dari musim Panas ke musim Gugur tercatat
sebagai waktu terbaik untuk mancing. Untuk kita di Indonesia, mestinya terjadi
di setiap penghujung musim (kering dan hujan) yang (mestinya) terjadi di
sekitar September/Oktober dan April/Mei..
Fasa Bulan
Mungkin Anda sempat bertanya-tanya
apa yang menyebabkan terjadinya fasa-fasa bulan. Kita tahu penampakan bulan
selalu berubah setiap harinya, apa sebabnya? Kenapa begitu? Untuk mendapatkan
pengertian yang jelas dapat dilihat pada diagram Matahari-Bumi-Bulan di bawah :
Penjelasan Diagram Walaupun
tampaknya ruwet, sebenarnya penjelasannya sederhana saja.. Sinar matahari
digambarkan datang dari sebelah kanan. Bumi digambarkan di pusat diagram. Bulan
ditampilkan pada 8 tahapan-utama dalam masa rotasinya mengelilingi Bumi. Garis
putus-putus antara Bumi ke Bulan menunjukkan sudut pandang kita (di Bumi) ke
arah Bulan.Untuk menggambarkan bentuk bulan dengan lebih jelas pada setiap
tahapan-utamanya, maka disediakan gambar yang lebih nyata disebelah luarnya.
Nama fasa bulan ada disamping gambar tersebut. Satu hal yang harus diperhatikan
adalah bahwa hanya separuh permukaan bulan yang akan selalu disinari matahari.
Tetapi dalam suatu waktu tertentu, kita akan terkesan bisa melihat kedua sisi
bulan (sisi gelap dan sisi terang). Padahal kita tidak mungkin bisa melihat
sisi gelap bulan dengan mata telanjang (gambar di atas hanya untuk mendukung
penjelasan). Tapi oleh karena itulah kita bisa mengamati berbagai gambaran fasa
bulan. Jadi pada dasarnya gambaran fasa-fasa bulan terjadi akibat perubahan
sudut dari garis yang menghubungkan Matahari-Bumi-Bulan sewaktu Bulan mengorbit
(mengelilingi) Bumi.
Penjelasan Sederhana Fasa-Fasa Bulan
Rasanya akan lebih mudah untuk mengertikan siklus bulan dengan mengenal fase Bulan
Mati/Baru dan Bulan Purnama, Kuartal I dan Kuartal III dan fasa-fasa di
antaranya. Bulan Mati/Baru terjadi pada saat Bulan kurang-lebih berada dalam
satu garis lurus di antara Matahari dan Bumi (Kenapa lebih-kurang akan
diterangkan di bawah). Seluruh permukaan bulan yang disinari matahari berada di
bagian “belakang” bulan, di bagian yang tidak bisa kita lihat dari Bumi. Pada
Bulan Purnama, Bumi, Bulan dan Matahari kembali kurang-lebih berada dalam satu
garis lurus, tetapipada posisi yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga
seluruh pemukaan bulan yang disinari matahari berhadapan dengan kita. Sisi
gelapnya tersembunyi di “belakang”. Kuartal I dan Kuartal III dari fasa bulan
(keduanya sering disebut Bulan Setengah (Half Moon) terjadi bila posisi Bulan, Bumi
dan Matahari membentuk sudut 900 sehingga kita melihat persis separuh bagian
bulan yang disinari matahari dan separuh bagian lagi gelap. Dengan mengenal ke
empat fasa di atas maka keempat fasa lainnya akan lebih mudah dimengerti,
karena semuanya merupakan gambaran dari proses transisi dari satu fasa ke fasa
berikutnya Untuk memudahkan mengingat dan mengerti keempat fasa lainnya itu
kita istilahkan ; Sabit (Crescent), Gibbous, Waxing (membesar) dan Waning
(mengecil). Sabit (crescent) menunjukkan fasa dimana bulan terkesan disinari
kurang dari separuh permukaannya . Sedangkan Gibbous menunjukkan fasa dimana
bulan disinari lebih dari separuh permukaannya. Waxing pada prinsipnya
menunjukkan pembesaran atau perluasan penyinaran. Sedangkan Waningadalah pengecilan
atau penciutan penyinaran Sehingga kita bisa mengkombinasikan istilah istilah
di atas untuk menunjukan fasa-fasa bulan, sebagai berikut :. Setelah fasa Bulan
Baru (ijtima), sinarnya mulai membesar, tapi masih kurang dari setengahnya,
diistilahkan sebagai Waxing Crescent(Sabit Muda). Setelah Kuartal I (Bulan
Setengah), porsi penyinarannya tetap masih bertambah sehingga lebih dari
setengahnya, sehingga disebut sebagaiWaxing Gibbous. Setelah mencapai Purnama,
selanjutnya penyinaran akan mulai mengecil, sehingga disebut Waning Gibbous.
Terus mengecil untuk mencapai Kuartal III (Bulan Setengah) untuk selanjutnya
menjadi Waning Crescent (Sabit Tua) demikian seterusnya menjadi Bulan Mati atau
Bulan Baru (ijtima) kembali.
Orbit Bulan Bulan mengelilingi Bumi
dalam waktu 29 hari 12 jam 44 menit 2.8 detik (29,5305882 hari) Waktu ini
sebenarnya adalah waktu relatif untuk kita yang berada di bumi. Disebut juga
sebagai Synodic Period. Jika dilihat dari luar angkasa waktu yang dibutuhkan
Bulan untuk mengelilingi Bumi.sebenarnya hanya 27,3217 hari (sekitar 2 hari
lebih cepat) disebut sebagai Orbital Period. Mengapa Synodic Period berbeda
dengan Orbital Period ? penjelasan sederhananya adalah bahwa kita mengamati
Bulan dari Bumi yang juga bergerak mengelilingi matahari. Pada setiap siklus
Bulan mengelilingi Bumi, Bumi sendiri sudah bergerak dan bergeser sekitar 1
bulan dari posisi semulanya sewaktu mengorbit Matahari (dalam waktu setahun).
Arah orbit Bumi pada Matahari inilah yang menyebabkan lebih panjangnya
perhitungan waktu pengamatan dari Bumi. Pada diagram di atas, Anda mungkin
bertanya mengapa pada saat Bulan Mati/Baru, Bulan tidak menghalangi sinar
Matahari dan pada saat Bulan Purnama, mengapa Bumi tidak memblok sinar matahari
? Sebabnya adalah karena orbit bulan membentuk sudut sekitar 5 derajat terhadap
orbit bumi-matahari. Tetapi dari waktu ke waktu dalam setahun, Bumi, Matahari
dan Bulan bisa benar-benar dalam satu garis (bukan kurang-lebih lagi). Bila
bulan menghalangi Matahari sebagian atau seluruhnya disebut Gerhana Matahari
(Solar Eclipse), hal ini hanya bisa terjadi pada saat Bulan Baru/Mati. Pada
saat bayang-bayang Bumi menutupi Bulan disebut sebagai Gerhana Bulan (Lunar
Eclipse) dan hanya bisa terjadi pada Bulan Purnama. Setiap tahun terjadi 4 – 7
kali gerhana, kebanyakan adalah Gerhana Sebagian. Gerhana Total relatif jarang
terjadi. .
Selamat mencoba,...salam strike..
TIP
merawat REEL
Siapkan alat - alat sebagai berikut
:
1. Air Hangat (Untuk mencuci bagian
luar reel)
2. Handuk atau kain ( untuk
mengeringkan sisa air cucian reel)
3. Reel Lubricantion (grease dan
oli, untuk grease saya biasa pakai Relix reel lube kalau oli pakai oli mesin
jahit aja)
4. WD40 bila diperlukan
5. Obeng
Adapun cara-caranya yaitu :
Siapkan alat - alat sebagai berikut
:
1. Air Hangat (Untuk mencuci bagian
luar reel)
2. Handuk atau kain ( untuk
mengeringkan sisa air cucian reel)
3. Reel Lubricantion (grease dan
oli, untuk grease saya biasa pakai Relix reel lube kalau oli pakai oli mesin
jahit aja)
4. WD40 bila diperlukan
5. Obeng
Adapun cara-caranya yaitu :
1. Basahi aja dengan menyapu bagian
luar reel dengan air hangat, jangan dicelupkan. Setelah itu keringkan dengan
handuk atau kain sampai kering.
2. Jangan melepas spool dan
merendamnya di air, karena air akan masuk ke mekanisme drag dan akan membuat
drag jalan abnormal. . waktu mencuci reel justru kencangkan drag agar air tidak
masuk ke mekanisme drag. Drag di reel ada 2 tipe, drag kering dan drag basah,
drag kering biasanya real washer cuma 2-3 biji dan semua washernya mesti bener2
kering dari apapun. kalo metal washernya lebih dari 3 biasanya pake drag basah,
artinya ada oli di washer2nya. nah ini ga boleh salah kaprah... drag kering
dikasih oli akan jadi mlorot ga bisa ngerem dragnya, drag basah ga dikasih oli,
drag akan mengunci kalo dikerasin dikit aja. nah.. drag2 ini kalo kena air jadi
ga karuan jalannya. kalo mau tau ya dicoba aja sendiri.
3. Lubrikasi reel, ada 2 jenis
lubricant yaitu grease sama oil, grease itu fat, kental kaya mentega, oil ya
oli... bentuknya cair. Bagian2 mana dari reel yang pake oil dan mana yang pake
grease? Semua bearing pake oil bukan grease, semua gear pake grease bukan oil.
Khusus untuk mekanisme oneway roller bearing jangan sekali2 dikasih grease
apalagi berlebihan, roller bearing di tahan oleh per yang kecil2 sekali, kira2
1/5 dari diameter per ballpoint dengan kelenturan yang tinggi, kalo per2 ini
kena grease, suka macet dan bikin rollernya ga mau main, alhasil oneway roller
suka ga bekerja dan reel bisa terputar balik.. Jangan kasih grease terlalu
banyak di area pinion gear ato gigi nanas, bukannya reel jadi lancar malah jadi
seret ga karuan. Kasih grease secukupnya saja... Kasih perhatian sama line
roller, itu mekanisme penggulung kenur di bail arm, suka orang lupa kalo disitu
ada bearingnya juga.
4. Setiap beberapa kali trip, selalu
buka mekanisme oneway bearing dengan melepas rotor terlebih dahulu, bagian ini
sering terkumpul garam, walaupun reel selalu dicuci waktu habis mancing.
5. Tips untuk overhaul reel, bongkar
semua bagian reel tanpa terkecuali. Ingat2 posisi semua part dengan mencatatnya
atau letakkan di wadah2 plastik untuk masing2 bagian. Jangan lupa posisinya
nanti ga bisa balikin lagi repot jadinya. Biasanya dalam box reel ada exploded
diagram (gambar bagian2 parts dari reel berikut nomer serinya), gunakan diagram
ini. Cuci semua bagian reel dengan WD40, pake kuas kecil untuk bagian2 yang
sulit. Hilangkan semua bekas2 grease yang biasanya sudah berwarna coklat dan
hitam. Kalao semua sudah bersih, pasang kembali dan berikan grease dan oli yang
baru... reel anda pasti jauh lebih halus suaranya.... dijamin!
6. Di stella, kalo rotornya dibuka,
ada karet lingkaran warna crem bentuknya seperti seal, ini sebetulnya bukan
seal, tapi berfungsi untuk menahan rotor waktu bail arm dibuka, coba rasakan,
kalo bail arm dibuka rotor pasti jadi seret jalannya, karena ada semacam kait
yang akan menempel di lingkaran karet seperti seal ini. Karet ini jangan dicuci
pake WD40, bisa melar ga karuan...
7. Untuk ultegra keatas sampe dengan
stella, jangan membuka worm shaft dengan membuka penahannya yang berada di
belakang reel... mekanisme ini bisa dicuci bersih pake WD40 dan kuas tanpa
harus dibongkar... kalo anda bongkar worm shaftnya... anda akan kesulitan
memasangnya kembali... this is really pain in the ass... menyebalkan.
8. Kalo anda ga brani bongkar2 reel
sendiri, bawa aja ke dealer ato tukang servis . Yang jelas reel mau mahal kaya
apa tetep aja harus di overhaul sekali waktu untuk memberi lubricant yang baru,
Mobil aja tiap 2000-3000km ganti oli kan? Reel yang penampilannya mulus belum
tentu jeroannya mulus juga.
9. Kalo ga mau repot2 ngerawat alat
pancing ya jangan beli alat pancing. hahaha....
Mancing Di laut
Ada beberapa type mancing dari
daratan antara lain :
1. SURFISHING (Memancing dari
pantai)
Biasanya dilakukan di pinggir pantai
berpasir, dan piranti SPINNING adalah yang umum dipakai disini. Bisa juga
menggunakan jenis piranti yang lainnya, bergantung pada jenis ikan yang anda
inginkan. Kepiting kecil
MANCING DARI DARATAN (Inshore)
, cacing laut, udang, irisan ikan,
ikan hidup dan juga umpan tiruan dapat digunakan sebagai umpan. Pada lokasi
yang potensial, anda mungkin dapat memancing ikan yang cukup besar.
2. PIERFISHING (Memancing dari
dermaga)
Memancing dari pelabuhan, dermaga
kayu atau penahan gelombang. Kebanyakan pemancing dari dermaga melakukannya
untuk rekreasi, juga dengan membawa serta keluarga mereka. Tetapi andapun boleh
mencobanya, karena bukan tidak mungkin mendapatkan ikan-ikan besar seperti hiu,
pari, kakap putih, dll. Piranti yang umum dipakai adalah type SPINNING, karena
mudah di gunakan. Umpan yang dipakai sama dengan SURFISHING.
3. ROCKFISHING (Memancing dari batu
karang)
Dari namanya sangat jelas bahwa
kegiatan memancing dilakukan dari lokasi yang berbatu karang. Saya pernah
menyaksikan film tentang memancing dari batu karang, dan sebagai target
pancingan adalah ikan Marlin. Marlin bukanlah merupakan target yang lazim dalam
ROCKFISHING, dan saya belum pernah menyaksikan sebelumnya dan ternyata sangat
mendebarkan dan seru. Biasanya pada ROCKFISHING bisa mendapatkan ikan yang
lebih besar jika dibandingkan dengan SURFISHING dan PIERFISHING. Baik piranti
maupun umpan yang digunakan masih sama seperti SURFISHING dan PIERFISHING,
namun kegiatan memancing dilakukan dari pantai yang berkarang terjal dan juga
agak sulit dicapai pada beberapa lokasi.
MANCING DI TENGAH LAUT (Offshore)
Memancing dari tengah laut juga ada
beberapa macam tehnik yang dapat di lakukan:
1. BOTTOM FISHING (Mancing
dasar/jebluk)
Memancing dari atas perahu yang di
jangkar diatas lokasi yang dianggap potensial seperti gugusan karang, tubiran,
dll. Menggunakan pemberat (umumnya terbuat dari timah) untuk menenggelamkan
umpan sampai ke dasar laut. Umpan yang umum dipakai antara lain udang, ikan
hidup, irisan daging ikan, cacing laut, dll. Anda dapat menggunakan type
piranti yang sesuai dengan keinginan. Pada lokasi yang berpotensi ikan besar,
sebaiknya menggunakan type conventional. Anda akan mempunyai tali pancing yang
cukup panjang dan juga kelas kenur menengah dengan menggunakan type
conventional. Sedangkan untuk ikan yang lebih kecil akan lebih mengasyikan jika
menggunakan type spinning atau baitcasting.
2. JERKING (Mancing hentak/ngotrek)
Sama halnya pada mancing dasar,
perbedaanya terletak pada umpan yang dipakai. Mancing ngotrek menggunakan umpan
tiruan yang diberi pemberat agar dapat tenggelam sampai ke dasar laut. Dan
umpan tsb biasanya menyerupai ikan kecil, cacing, udang, dll. Melempar umpan
dan lalu mengulur kenur sampai umpan sampai ke dasar laut, lalu gulung kenur
sambil menggerakan joran untuk menciptakan gerakan kepada umpan agar terlihat
seperti hidup. Setelah umpan sampai dipermukaan tenggelamkan umpan kembali,
lalu gulung lagi. Demikian berulang-ulang sampai ada ikan yang menyambar umpan
tsb. Piranti yang umum dipakai adalah jenis spinning, baitcasting dan
conventional.
3. KITE FISHING (Mancing menggunakan
layang-layang)
Memancing dari perahu dengan
menggunakan layang-layang untuk menjauhkan umpan pada jarak tertentu. Dan juga
untuk menjaga umpan agar tetap berada di permukaan air, karena tehnik ini
biasanya di lakukan untuk menangkap ikan-ikan permukaan (palagis). Beberapa
pemancing bahkan menggunakan jerat untuk menangkap ikan. Piranti yang biasanya
dipakai adalah jenis spinning, dan disamping menggunakan layang-layang dapat
pula memakai balon.
4. DRIFTING (Mancing berhanyut)
Dapat diartikan menghanyutkan umpan
atau perahu, keduanya akan menimbulkan efek yang sama. Umpan yang paling baik
digunakan adalah umpan hidup dengan menggunakan piranti jenis spinning,
baitcasting atau conventional. Ada pula pemancing yang melakukan hal ini untuk
menemukan gugusan karang yang dikelilingi oleh ikan-ikan pancingan. Setelah ada
yang menyambar umpan, biasanya jangkar di lemparkan dilokasi tersebut.
5. TROLLING (Mancing tonda)
Menggunakan umpan hidup atau segar
dan juga umpan tiruan adalah umum pada tehnik ini. Biasanya umpan di hela di
belakang perahu yang bergerak maju pada kecepatan tertentu. Dianjurkan untuk
menggunakan piranti conventional, karena ikan target biasanya ikan-ikan yang
berukuran besar.
Selain teknik mancing yang telah
disebutkan diatas ada teknik mancing lain yang bisa dilakukan baik dari
pantai/dermaga maupun di tengah laut, yaitu:
6. POPPING (Mancing dengan popper)
Menggunakan umpan tiruan yang
disebut POPPER, yang dilemparkan pada jarak tertentu untuk kemudian kenur
digulung sehingga umpan bergerak dipermukaan sambil menimbulkan cipratan serta
suara deburan yang mengundang predator. Teknik ini efektif dilakukan jika ikan
buruan bermain dipermukaan. Piranti yang digunakan umumnya jenis Baitcasting
dan Spinning.
Mancing Berpedoman Pada Fasa Bulan :
Menambah Tangkapan Anda !
(Author : David Rose - is an avid
outdoorsman and the creator of QuickPhase Pro, a popular moon phase software
program. Visit http://www.moonconnection.com/quickphase/ to discover the fun and easy way to view the phases of the
moon and increase your fishing catch)
Setiap pemancing bermimpi untuk
mendapat ikan besar ! Apakah mungkin untuk mengetahui sebelumnya kapan kita
bisa mendapatkan banyak strike dari ikan yang besar? Berdasarkan riset pribadi
dari penulis di sekitar waktu-waktu terbaik untuk mancing, jawabannya adalah
YA…!
Ketika penulis mulai tertarik
mancing, dia berpendapat bahwa waktu terbaik untuk mancing bisa kapan saja
asalkan sesuai dengan jadwal kegiatannya sehari-hari. Penulis mencoba berbagai
macam umpan buatan dan alami dengan berbagai macam teknik, Sampai suatu hari,
dalam usaha meningkatkan kemahiran mancing, penulis merasa beruntung dengan
menemukan apa yang disebut “Solunar Theory” atau mancing berdasarkan fasa
bulan (moon-phase). Pada waktu itu, seperti juga kebanyakan pemancing, penulis
merasa tidak yakin akan kebenarannya.
Apa yang penulis coba pelajari
kelihatan terlalu rumit. Terlalu banyak faktor yang harus diperhatikan, selain
itu, pemancingnya juga harus berada pada waktu yang tepat dan lokasi yang tepat
jika ingin meningkatkan hasil tangkapannya, Sehingga penulis berpikir apakah
harus demikian rumit dan repotnya untuk sekedar menjalankan hobbi mancing? Bisa
dikatakan hanya karena sifat keingin-tahuan penulis saja yang kemudian
membuatnya menjadi lebih sukses dalam memancing.
Untuk memastikan apakah betul Bulan
berpengaruh pada hasil tangkapan, penulis membuat catatan pada setiap trip
mancingnya selama 18 bulan. Semua informasi di sekitar fasa bulan (moon-phase),
keadan cuaca dan hasil tangkapan dicatat dengan teliti. Apa yang disimpukan
menyakinkan penulis bahwa mancing dengan berpedoman fasa bulan dapat
diandalkan. Dia juga menemukan bahwa pedoman itu tidak serumit seperti yang dia
bayangkan…..
Apa & Bagaimana Pengaruh Fasa
Bulan Dalam Mancing ?
Semua pemancing tahu, bahawa waktu
mancing terbaik adalah pada saat ikan aktif mencari makan.. Biasanya pada saat
matahari terbenam atau matahari terbit. Tapi yang sering terlewatkan adalah
periode bulan terbit dan bulan terbenam yang waktunya bisa terjadi setiap waktu
(siang atau malam). Sudah lama ditengarai bahwa periode tersebut ditambah lagi
dengan fasa bulan (moon-phase) berpengaruh pada aktifitas ikan, misalnya, masa
memijah, masa bertelur dan dalam hal ini termasuk juga masanya beraktifitas
berburu mangsa.
Dengan mengerti konsep di atas dan
kemampuan memprediksi waktu matahari terbit /terbenam dan waktu bulan
terbit/terbenam bersamaan dengan prediksi fasa bulan baru/bulan mati (new moon)
atau bulan purnama (full moon), kita dapat meningkatkan kemungkinan
perolehan ikan pancingan. Tentu saja kalau ikannya masih ada di sana…
Memilih Waktu Mancing Terbaik
Sebenarnya tidak sesulit yang kita
bayangkan, masalahnya hanya apakah kita bisa mengetahui dengan persis kapan
waktu matahari dan bulan akan terbit atau terbenam.
Ikan akan paling aktif selama 90
menit di sekitar keempat titik waktu tersebut (matahari terbit dan terbenam
serta bulan terbit dan terbenam. Artinya 45 menit sebelum dan setelah keempat
even harian ini.
Mancing disekitar keempat periode
harian ini akan membantu perolehan kita, tapi seandainya kita dapat merencanakan
dengan baik waktu mancing kita pada hari-hari sekitar Bulan Baru/Mati atau
Bulan Purnama dan memanfaatkan keempat periode waktu di atas, hasilnya pasti
akan lebih baik. Jika Anda terpaksa memilih antara Matahari Terbit/Terbenam
atau waktu Bulan Terbit/Terbenam, pilih saja waktu Bulan Terbit/Terbenam,
karena bulan pengaruhnya lebih besar dari pada matahari.
Semua penggiat berburu mahfum bahwa
baik binatang buruan maupun ikan buruan sangat aktif pada menjelang subuh atau
magrib – saat matahari terbit/terbenam – tapi aktifitas mereka sewaktu bulan
terbit/terbenam kurang terlacak, karena saat bulan terbit/terbenam tidak
mengakibatkan perubahan cahaya yang bermakna seperti pada waktu matahari
tebit/terbenam. Terbit dan terbenamnya bulan pada fasa bulan baru (new moon)
tidak akan kasat mata juga mendung sering menyembunyikan bulan. Tanpa
mengetahui prediksi waktu terbit dan terbenam, kedua periode puncak dalam
memancing ini akan terlewati setiap harinya…!
Pengaruh-Pengaruh Lainnya
Sewaktu merencanakan mancing
berdasarkan fasa bulan ada beberapa hal yang harus diperhitungkan juga’
1. Cuaca
Perubahan cuaca, mempengaruhi
kegiatan makan ikan. Tepat sebelum atau sesudah hujan-angin yang besar dan
kalau waktu itu kita berada di sana, maka kita akan berpesta besar.
2. Musim
Ikan akan sangat “galak” sewaktu
perubahan musim, di negara yang mempunyai empat musim, waktu perubahan dari
musim Dingin ke musim Semi atau dari musim Panas ke musim Gugur tercatat
sebagai waktu terbaik untuk mancing. Untuk kita di Indonesia, mestinya terjadi
di setiap penghujung musim (kering dan hujan) yang (mestinya) terjadi di
sekitar September/Oktober dan April/Mei..
Fasa Bulan
Mungkin Anda sempat bertanya-tanya
apa yang menyebabkan terjadinya fasa-fasa bulan. Kita tahu penampakan bulan
selalu berubah setiap harinya, apa sebabnya? Kenapa begitu? Untuk mendapatkan
pengertian yang jelas dapat dilihat pada diagram Matahari-Bumi-Bulan di bawah :

Penjelasan Diagram
Walaupun tampaknya ruwet, sebenarnya
penjelasannya sederhana saja..
Sinar matahari digambarkan datang
dari sebelah kanan. Bumi digambarkan di pusat diagram. Bulan ditampilkan pada 8
tahapan-utama dalam masa rotasinya mengelilingi Bumi. Garis putus-putus antara
Bumi ke Bulan menunjukkan sudut pandang kita (di Bumi) ke arah Bulan.Untuk
menggambarkan bentuk bulan dengan lebih jelas pada setiap tahapan-utamanya,
maka disediakan gambar yang lebih nyata disebelah luarnya. Nama fasa bulan ada
disamping gambar tersebut.
Satu hal yang harus diperhatikan
adalah bahwa hanya separuh permukaan bulan yang akan selalu disinari matahari.
Tetapi dalam suatu waktu tertentu, kita akan terkesan bisa melihat kedua sisi
bulan (sisi gelap dan sisi terang). Padahal kita tidak mungkin bisa melihat
sisi gelap bulan dengan mata telanjang (gambar di atas hanya untuk mendukung
penjelasan). Tapi oleh karena itulah kita bisa mengamati berbagai gambaran fasa
bulan.
Jadi pada dasarnya gambaran
fasa-fasa bulan terjadi akibat perubahan sudut dari garis yang menghubungkan
Matahari-Bumi-Bulan sewaktu Bulan mengorbit (mengelilingi) Bumi.
Penjelasan Sederhana Fasa-Fasa
Bulan
Rasanya akan lebih mudah untuk
mengertikan siklus bulan dengan mengenal fase Bulan Mati/Baru dan Bulan
Purnama, Kuartal I dan Kuartal III dan fasa-fasa di antaranya.
Bulan Mati/Baru terjadi pada saat
Bulan kurang-lebih berada dalam satu garis lurus di antara Matahari dan Bumi
(Kenapa lebih-kurang akan diterangkan di bawah). Seluruh permukaan bulan yang
disinari matahari berada di bagian “belakang” bulan, di bagian yang tidak bisa
kita lihat dari Bumi.
Pada Bulan Purnama, Bumi,
Bulan dan Matahari kembali kurang-lebih berada dalam satu garis lurus, tetapipada
posisi yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga seluruh pemukaan bulan yang
disinari matahari berhadapan dengan kita. Sisi gelapnya tersembunyi di
“belakang”.
Kuartal I dan Kuartal III dari fasa
bulan (keduanya sering disebut Bulan Setengah (Half Moon) terjadi bila posisi
Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sudut 900 sehingga kita melihat persis
separuh bagian bulan yang disinari matahari dan separuh bagian lagi gelap.
Dengan mengenal ke empat fasa di
atas maka keempat fasa lainnya akan lebih mudah dimengerti, karena semuanya
merupakan gambaran dari proses transisi dari satu fasa ke fasa berikutnya
Untuk memudahkan mengingat dan
mengerti keempat fasa lainnya itu kita istilahkan ; Sabit (Crescent), Gibbous,
Waxing (membesar) dan Waning (mengecil). Sabit (crescent)
menunjukkan fasa dimana bulan terkesan disinari kurang dari separuh
permukaannya . Sedangkan Gibbous menunjukkan fasa dimana
bulan disinari lebih dari separuh permukaannya. Waxing pada
prinsipnya menunjukkan pembesaran atau perluasan penyinaran. Sedangkan Waning
adalah pengecilan atau penciutan penyinaran
Sehingga kita bisa mengkombinasikan
istilah istilah di atas untuk menunjukan fasa-fasa bulan, sebagai berikut
:.
Setelah fasa Bulan Baru (ijtima),
sinarnya mulai membesar, tapi masih kurang dari setengahnya, diistilahkan
sebagai Waxing Crescent (Sabit Muda). Setelah Kuartal I
(Bulan Setengah), porsi penyinarannya tetap masih bertambah sehingga lebih dari
setengahnya, sehingga disebut sebagai Waxing Gibbous. Setelah
mencapai Purnama, selanjutnya penyinaran akan mulai mengecil, sehingga disebut Waning
Gibbous. Terus mengecil untuk mencapai Kuartal III (Bulan Setengah)
untuk selanjutnya menjadi Waning Crescent (Sabit Tua)
demikian seterusnya menjadi Bulan Mati atau Bulan Baru (ijtima) kembali.
Orbit Bulan
Bulan mengelilingi Bumi dalam waktu
29 hari 12 jam 44 menit 2.8 detik (29,5305882 hari) Waktu ini sebenarnya adalah
waktu relatif untuk kita yang berada di bumi. Disebut juga sebagai Synodic
Period. Jika dilihat dari luar angkasa waktu yang dibutuhkan Bulan untuk
mengelilingi Bumi.sebenarnya hanya 27,3217 hari (sekitar 2 hari lebih cepat)
disebut sebagai Orbital Period.
Mengapa Synodic Period berbeda
dengan Orbital Period ? penjelasan sederhananya adalah bahwa kita mengamati
Bulan dari Bumi yang juga bergerak mengelilingi matahari. Pada setiap siklus
Bulan mengelilingi Bumi, Bumi sendiri sudah bergerak dan bergeser sekitar 1
bulan dari posisi semulanya sewaktu mengorbit Matahari (dalam waktu setahun).
Arah orbit Bumi pada Matahari inilah yang menyebabkan lebih panjangnya
perhitungan waktu pengamatan dari Bumi.
Pada diagram di atas, Anda mungkin
bertanya mengapa pada saat Bulan Mati/Baru, Bulan tidak menghalangi sinar
Matahari dan pada saat Bulan Purnama, mengapa Bumi tidak memblok sinar matahari
? Sebabnya adalah karena orbit bulan membentuk sudut sekitar 5 derajat terhadap
orbit bumi-matahari.
Tetapi dari waktu ke waktu dalam
setahun, Bumi, Matahari dan Bulan bisa benar-benar dalam satu garis (bukan
kurang-lebih lagi). Bila bulan menghalangi Matahari sebagian atau seluruhnya
disebut Gerhana Matahari (Solar Eclipse), hal ini hanya bisa terjadi
pada saat Bulan Baru/Mati. Pada saat bayang-bayang Bumi menutupi Bulan disebut
sebagai Gerhana Bulan (Lunar Eclipse) dan hanya bisa terjadi pada Bulan
Purnama. Setiap tahun terjadi 4 – 7 kali gerhana, kebanyakan adalah Gerhana
Sebagian. Gerhana Total relatif jarang terjadi. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar